Kamis, 19 Juni 2008

Pemilu 2009 Peluang Besar Kaum Muda Jadi Presiden

Getty Images Barack Obama
Kaum Muda Harus Bangkit dan Profesional/KompasTV
Artikel Terkait:
* Kaum Muda Dominasi Calon DPR PDI-P
* Kaukus Muda Golkar: Cukup Sudah JK Memimpin
* Dede Yusuf: Kemenangan Kaum Muda
* Pemimpin Muda Perlu Didorong
* Menpora: Kaum Muda Jangan Lupakan Sejarah

Kamis, 19 Juni 2008 | 20:38 WIB
JAKARTA, KAMIS - Barack Obama, tokoh muda yang maju jadi calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS), terbukti telah menyemangati kaum muda di Indonesia. Pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres) tahun 2009, diyakini akan ada kejutan.
Walau sekarang belum disebut-sebut namanya, akan ada kaum muda yang maju mencalonkan diri dan peluang untuk terpilih begitu besar. Kaum muda yang layak jadi pemimpin bangsa itu, tak sekadar muda usia (bawah lima puluh tahun), melainkan harus memenuhi beberapa persyaratan.
Prediksi yang lebih merupakan harapan itu terungkap dalam diskusi politik yang mengusung tema "PKS dan Kepemimpinan Kaum Muda" pada peluncuran majalah Biografi Politik edisi khusus Satu Abad Kebangkitan Nasional, Kamis (19/6) di Jakarta. Acara tersebut menampilkan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Mennegpora) Adhyaksa Dault, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring, tokoh muda PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko, Pemimpin Redaksi Biografi Politik Yudi Latif, dan Pengamat Politik Khudori.
Adhyaksa Dault, yang menjadi Tokoh Muda Terpopuler hasil survei Reform Institute mengatakan, jika di berbagai kota/kabupaten dan provinsi di Indonesia kaum muda dipercaya masyarakat jadi wali kota/wakil wali kota, bupati/wakil bupati, serta gubernur/wakil gubernur, maka pada Pilpres 2009, kaum muda harus berani maju. Peluang terpilihnya pun cukup besar.
"Kaum muda harus berani melakukan perubahan. Berani berbuat, menyongsong Indonesia yang lebih baik. Jangan mau dan membiarkan reformasi ekonomi, reformasi hukum, dan reformasi sosial-budaya menjadi slogan-slogan yang membusuk. Jangan mau hukum menjadi alat kejahatan yang terorganisir dan sistematis. Jangan mau birokrasi jadi penyandera, beban bagi kemajuan, " kata Adhyaksa.
Menurut Menegpora, kondisi Indonesia yang lebih baik itu ditandai antara lain dengan hadirnya lembaga-lembaga hukum tidak kehilangan kredibilitas, lembaga-lembaga negara tidak kehilangan kepercayaan. "Dinamika dan dialog tentang persoalan bangsa harus dibangun, sebagaimana dulu dilakukan Natsir, Soekarno, Hatta, Sudjatmoko. Namun, yang terpenting NKRI adalah harga mati bagi kita," tegasnya.
Tifatul Sembiring mengatakan, pemimpin masa depan yang diharapkan tidak hanya sekadar muda usia, melainkan juga harus segar pemikirannya dan mendalami betul persoalan bangsa. Saat ini masalah utama yang dihadapi bangsa kita ialah kemiskinan, kebodohan, orang sakit tak bisa berobat, dan pesimisme.
"Persoalan bangsa tidak bisa diatasi dengan mengiklankan diri kita. Persoalan bangsa tidak bisa diatasi dengan tebar pesona, tak bisa diatasi dengan nyanyi-nyanyian. Juga tak bisa diatasi, misalnya, dengan main film," paparnya.
Menurut Presiden PKS ini, kaum muda yang layak jadi pemimpin bangsa itu harus mempunyai kredibilitas moral, visioner, spirit, dan kemampuan berkomunikasi. "Asal mememuhi persyaratan itu, siapa pun yang maju, walau bukan dari kaum muda PKS, kita akan dukung. Akan tetapi, antara persoalan bangsa dan pemimpin dari kaum muda yang dipilih itu harus nyambung. Ibarat ujian, jawabannya A, harus benar-benar ada kaitan, " tandasnya.
Budiman Sudjatmiko, yang sempat mengomentari figur calon presiden AS, Barack Obama, mengatakan, untuk bisa menjadi pemimpin bangsa ke depan, siapa pun harus mampu membangun dan merawat institusional building. Sebab, katanya, persoalan bangsa Indonesia saat ini adalah telah terjadinya kebangkrutan bangsa.
"Ini akibat kita terlalu percaya dengan pemimpin yang kaya, sementara kekayaan itu hasil dari pencurian. Dan lebih tragis lagi, ia itu pencuri kawakan. Kaum muda harus menghindari hal ini," ujarnya.
Sementara Khudori dalam paparannya mengatakan, kalau melihat sosok kaum muda, bayangan orang pasti PKS. "Kaum muda ke depan harus mengambil peran sesuai proporsinya. PKS adalah partai fenomenal, yang banyak diteliti," ujarnya. (NAL)

Sumber : KOMPAS

Sabtu, 10 Mei 2008

Dengan Membaca Hidup Lebih Bermakna

Resensi Buku
Judul Buku : Spritual Reading : Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca
Penulis : Dr. Raghib As-Sirjani & Amir Al-Madari
Alih Bahasa : H. Sarwedi MH Hasibuan, Lc
Penerbit : Aqwam
Tahun Terbit : 2007
Tebal : xii + 210

DENGAN MEMBACA HIDUP LEBIH BERMAKNA
Oleh Aminuddin Siregar

Salah satu yang tetap merupakan bagian terbsar dari banyak yang di hadapi oleh bangsa Indonesia ialah persoalan minat baca yang relative bermasalah. Sejumlah pakar pendidikan, sebenarnya telah mencoba berulang kali membahas hal ini. Namun persoalan ini tetap merupakan masalah actual dibicarakan. Dengan kata lain, menumbuhkan minat baca adalah pekerjaan rumah tiada akhir. Karena itu menjadi tanggungjawab semua pihak, walaupun gerakan pemberantasan buta aksara dianggap selesai.
Banyak orang mengira bahwa membaca bukan kebutuhan, melainkan sekedar hobi dan keisengan semata. Padahal menurut para pengamat dan pakar pendidikan, membaca justru membuat hidup kita lebih bermakna, mebuat pikiran tercerahkan dan membuat kita menjadi banyak tahu. Oleh karena itu pihak pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional tidak henti-hentinya mencanangkan gerakan meningkatkan minat baca. Baik pada tingkatan usia pra sekolah maupun usia lanjut.
Terbukti bahwa program nasional pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat gencar disosialisaikan dan mendapat respon langsung dari kalangan masyarakat luas. Program PAUD ini dalam kurikulamnya ternyata salah satunya memuat pengenalan membaca, meski diramu dengan kegiatan bermain yang ditonjolkan. Seperti kita ketahui bahwa pepatah lama yang mengatakan “malu bertanya sesat di jalan”.
Dalam kaitan ini anak-anak dituntun untuk membaca setiap tanda dan rambu-rambu yang tersedia agar tidak tersesat menelusuri lingkungan tempat di mana anak-anak tersebut diajak belajar sambil bermain. Ini juga dimaksudkan agar anak-ank terbiasa membaca dan mengetahui lebih banyak kosa kata di masa awal memasuki prasekolah. Termasuk juga agar mereka mengetahui jalan yang hendak dituju.
Sekarang ini muncul istilah baru yang mengatakan bahwa “malu membaca sesat di jalan”. Ini benar, ketika malu membaca nama jalan, nama kota, pelakat, dan rambu-rambu lainnya yang terdapat di hampir setiap sudut kota dan daerah. Maka kita akan tetap merasa asing dan menjadi tidak akrab seperti yang dilantunkan oleh Ariel “Peterpan” yang menggambar sebuah kota mati ketika ia tidak bisa melihat tanda-tanda kehidupan.
Menentukan Bacaan
Menurut penulis buku ini, membaca bisa dijadkan sebgai konsep hidup. Agar kita menjadikan kegiatan membaca sebagai konsep hidup, kita harus megetahui terlebih dahulu cara menumbuhkan minat baca. Cara ini harus didahului dengan menentukan bacaan..Ini bisa dilakukan secara bersama dan akan muncul bermacam-macam dan beragam bentuknya. Berbeda antara sesorang dengan orang lainnya.
Tetapi ada hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam hal cara menentukan bacaan dalam konteks menumbuhkan minat baca, yang oleh Dr. Raghib As-Sirjani & Amir Al-Madari dirinci sebanyak 10 cara menentukan bacaan, yaitu Pertama, Tujuan membaca, dimaksudkan agar setiap kita membaca bermanfaat buat diri sendiri dan orang. Misalnya berguna bagi ibu, bapak dan anak-anak kita. Bisa juga untuk teman dan sahabat kita. Banyak lagi tujuan yang bias kita tetapkan sendiri.
Kedua. Menyusun perencanan dalam membaca, cara ini juga penting, untuk melihat fasilitas yang ada, sehingga kita bias menyesuaikan dengan kebuthan, misalnya kita akan membaca 1 buku dalam dalam waktu 2 bulan. Ketiga Mengatur waktu, berkaitan dengan perencanaan yang kita tetapkan, untuk menentukan jadwal waktu secara terencana. Meskipun bias juga kita menggunakan waktu ketika menunggu antrian di Bank di Apotik, atau tempat-tempat lain yang mengharuskan kita memang antri.
Keempat. Mulailah setahap demi setahap; cara ini dimaksudkan agar kita lekas bosan atau berhenti dari membaca. Sementara kita belum sampai pada inti sebenarnya dari pesan yang disampaikan penulisnya. Dengan memulanya melalui tahapan-tahapan ini akan membuat kita lebih bersmangat dan lebih antusias dalam memenuhi keingintahuan kita tentang yang menjadi tujuan kita tadi. Kelima Totalitas dalam membaca, maksudnya kegiatan membaca bukan sekedar hobi, melainkan pekerjaan yang sangat terpuji, karena membutuhkan pemikiran, waktu, uang dan kesungguhan, termasuk pengorbanan meluangkan wakttu untuk menuliskannya agar tidak mudah terlupakan.
Keenam. Teratur dalam mengikat makna; menjaga keteraturan dalam membaca merupakan cara menambil ilmu dengan system pencatatan yang tertata rapi. Kerapian juga akan mrndorong nalusi kita untuk terus membaca dan menggali ilmu dari apa yang kit abaca. Ketujuh Buatlah perpustakaan di rumah; bahwa perpustakaan di rumah sangat penting, agar setiap anggota keluarga kita juga ikut menikmati bacaan apa saja yang baik-baik dan bermanfaat bagi kehidupan dan meningkatkan kualitas hidunya dalam kehidupan sehari-hari. Ini juga dimaksudkan untuk menghindari rasa bosan.
Kedelapan Sampaikan apa yang And abaca; cara ini juga menjadi penting selain melatih kita untuk mengasah yang sudah kit abaca, juga memberi manfaat bagi teman, sahabat dan kepada siapa saja kita menyampaikan yang kit abaca. Ini sama dengan ungkapan, “sampaikanlah walau satu ayat”. Dalam kaitan inilah kita perlu membentuk kelompok membaca di antara teman-teman kita. Kesembilan Bantu sahabat dan teman Anda dalam membaca; membantu teman atau sahabat merupakan cara yang sangat berguna karena bisa mengadakan perteuan sekali seminggu misalnya. Atau disesuaikan dengan kebutuhan kelompok. Di mana satu sama lain bisa bertukar informasi baru tentang yang topic masing-masing anggota kelompok..
Kesepuluh Carilah ilmu dari para Ulama, Ahli, Pakar dan para Guru, di mana cara ini kita bisa menggunakan metode bimingan, bila buku yang kit abaca menyangkut tema-tema yang berat, seperti filsafat sejarah atau yang sesuai denan pengetahuan yang diminati atau bidang studi yang memerlukan penjelasan lebih mendalam.
Diperlukan Prioritas
Apabila kita telah mengetahui bagaimana cara menumbuhkan minat baca dengan jelas dan secara meyakinkan, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menumbuhkan minat baca kita. Kemudian kita akan lekas tertarik membaca apa saja, meskipun barngkali hal tersebut tidak terkait langsung dengan bidang studi yang kita peroleh di bangku kuliah.
Menumbuhkan minat baca tetap perlu digerakkan, seperti halnya yang dicanangkan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, akan pentingnya gerakan baca surat kabar. Baik membaca surat kabar, majalah, jurnal dan lain sebagainya,maupun membaca buku tetap perlu ditingkatkan. Sebab dengan membaca kita akan mengetahui lebih banyak tentang segala yang berkaitan dengan kebutuhan mikro untuk mengubah pola pikir dan pandangan kita terhadap perkembanga yang begitu cepat..
Salah satu contoh adalah perkembangan media elektonik dan digital yang semakin mencemaskan para penerbit. Sehingga penerbitan dan percetakan mesti berkolaborasi untuk masuk dalam pergaulan bisnis global melalui internet. Pernah suatu saat para penerbit buku dan surat kabar, termasuk majalah khawatir akan keberadaan media global yang disebut dengan E-book, di mana setiap orang bisa baca buku dengan santai dilayar computer tanpa bersusah payah cari buku, tinggal klik akan muncul buku yang kita minta.
Gerakan menumbuhkan minat baca menurut Dr. Raghib As-Sirjani & Amir Al-Madari diperlukan prioritas terhadap bacaan yang haus menjadi pedoman dan menjadikan hidup kita menjadi bermakna dan ini sjalan wahyu pertama yang diturunkan Allah Subhanahuwata’ala, untuk pertamakalinya disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah, yakni kalimat “Bacalah”. Jadi prioritas pertama adalah membaca Al-Qur’an.
Prioritas kedua adalah membaca Al-Hadits dan yang ketiga membaca ilmu-ilmu agama. Sementara untuk prioritas keempat, bubu-buku yang sesuai dengan spesialisasi ilmiah tertentu. Kelima, buku tentang analisis sjarah. Keenam , buku tentang politik. Ketujuh buku tentang pendapat orang lain. Kedelapan, buku tentang Sybhat seputar Islam. Kesembilan, Buku tentang pendidikan anak. Kesepuluh, buku tentang hiburan. Kalau semua prioritas ini dapat kita lakukan maka hidup akan menjadi lebih bermakna
.

Jumat, 09 Mei 2008

Mencari tempat ibadah aman?

Email kepada teman
Versi cetak
Mencari tempat ibadah aman?

Jawa Barat
Beberapa pusat pertokoan di Jawa Barat menjadi rumah ibadah Kristen
Pusat pertokoan yang kosong biasanya tidak menyenangkan atau bahkan mengerikan, seperti pada suatu Minggu pagi.

Namun pagi itu --ketika semua toko masih tutup-- banyak orang yang datang dan suara sepatu mereka bergema di lorong pertokoan yang kosong.
Masih belum jam 8 pagi dan toko-toko masih tutup, jadi tentu mereka datang bukan untuk berbelanja.
Mereka datang ke pertokotan itu untuk berdoa.
Banyak pusat pertokoan di Propinsi Jawa Barat yang kini menjadi tempat beribadah umat Kristen. Di salah satu pusat pertokoan malah ada yang menjadi rumah ibadah dari 10 persekutuan.
Hanya sebagian kecil yang bersedia menjelaskan kenapa mereka sampai beribadah di pusat pertokoan, dan --tanpa bersedia disebutkan namanya-- mereka mengatakan karena kekuatiran intimidasi kelompok Islam.
Laporan dari pihak gereja menyebutkan 100 lebih gereja diserang atau mendapat intimidasi dalam waktu 2 tahun belakangan.
Agama atau peraturan
Salah satu kelompok yang dituduh berada di belakang sejumlah insiden adalah Front Pembela Islam, FPI, sebuah kelompok yang menjadi berita besar ketika mengusir majalah Playboy edisi Indonesia keluar dari ibukota Jakarta.

Mereka menjadi marah dan frustasi sehingga ledakan kecil bisa terjadi
Saipul Abdullah

Para pemimpin umat Kristen menuduh anggota FPI yang membuat sejumlah gereja tutup karena aksi kekerasan maupun intimidasi.
Saipul Abdullah, salah satu pimpinan FPI Jawa Barat, mengatakan kepada BBC bahwa ada kemungkinan anggotanya bertindak emosional.
"Mereka menjadi marah dan frustasi sehingga ledakan kecil bisa terjadi," tuturnya.
"Mungkin mereka melepas papan nama, merusak pintu atau mengunci pintu namun mereka sebenarnya tidak punya hak untuk hal itu."
Namun Saipul Abdullah menegaskan masalahnya bukanlah agama tapi karena sejumlah gereja tidak mengikuti peraturan.
Hanya 20% gereja-gereja di Jawa Barat yang mempunyai ijin resmi untuk melaksanakan ibadah.
Dan Saipul Abdullah mengatakan dia meminta surat tentang keberadaan hukum kepada gereja-gereja yang tidak punya ijin resmi.
Jika tidak ada tanggapan, tambahnya, mereka mengirimkan surat peringatakan dan kemudian meneruskan masalahnya kepada polisi.
Tidak mudah
Agar bisa mendapat ijin resmi, maka sebuah gereja harus mencari 90 tanda-tangan dari umat Islam yang tinggal di sekitar gereja tersebut.
Namun di sejumlah kawasan jelas tidak mudah untuk mendapatkan ijin.

Gereja
Sejumlah umat Kristen kuatir untuk beribadah di tempat terbuk

Salah satu diantaranya adalah Gereja Pasundan, yang sudah berdiri di kawasan pinggiran Bandung selama 60 tahun lebih.
Namun pendetanya, Olbertina Modesta, mengatakan setiap kali mereka berupaya untuk mendapatkan tanda-tangan yang dibutuhkan maka tak ada umat Islam yang bersedia.
Propinsi Jawa Barat memang mempunyai sejarah panjang dari aliran Islam yang keras.
Selema beberapa dekade, propinsi ini menjadi daerah kekuatan Darul Islam, dan di beberapa tempat masih ada ulama-ulama yang menyampaikan pandangan keras.
Tidak ada pilihan

Bulan November tahun lalu, Gereja Pasundan diserang oleh sekelompok umat Islam setempat.
Mereka membalikkan kursi gereja dan melempari buku doa maupun merusak salib di dinding gereja.

Itulah sebabnya saya yakin ini bukan soal ijin tapi karena menjadi Kristen
Pendeta Olbertina Modesta

Dan pendeta Olbertina Modesta yakin bahwa masalah sebenarnya bukanlah sekedar ijin saja.
"Kadang saya mendengar di masjid ada yang mengatakan kami kafir dan kami tidak boleh tinggal di sini," katanya.
"Itulah sebabnya saya yakin ini bukan soal ijin tapi karena menjadi Kristen."
Polisi mengatakan sejauh ini belum ada yang ditangkap sehubungan dengan serangan itu dan pendeta Olbertina kini memimpin ibadah di sebuah rumah sakit setempat.
Pusat pertokoan dan rumah sakit jelas tidak punya ijin sebagai rumah ibadah, namun paling tidak cukup aman, dan untuk sementara waktu.
Dan sampai jemaat --seperti yang dipimpin Olbertina-- bisa mendapatkan gereja yang permanen, maka mereka akan berada di pusat pertokoan atau rumah sakit.


n